Gue

Foto saya
Bogor, Jawa Barat, Indonesia
Seorang siswa yang sedang berevolusi menjadi mahasiswa. Jack of All Trades

Laman

Jumat, 12 April 2013

Menghitung Hari 2

Gue lagi suka nih ama lagu yang dinyanyiin Anda, judulnya menghitung hari 2, ga ngerti deh kenapa ada angka 2 di belakangnya mungkin lirik menghitung hari yang pertama ilang kali yah? hahahaha bodo amat lah yang penting lagunya enak didenger. Nih gua copas liriknya, baca deh gan..

Minggu, 10 Februari 2013

Minggu malam

Hey, kemaren postingan gue rada aneh. Pengen nyoba aja itu iseng hahaha gimana? jijik ga?
Oh iya Manchester United lagi main ama Everton nih, semoga aja MU menang. #GGMU !!!



Dadah,

Lagi nonton MU vs Everton (penting)

Selasa, 05 Februari 2013

Khayalan Tingkat Tinggi

Mimpi.
Kadang senang kadang tidak. Kadang indah kadang tidak. Kadang ingat kadang lupa.
Kadang.. bisa kita bayangkan sendiri isinya.
Kejadian nyata yang belum terjadi tetapi pasti akan terjadi muncul saat ia mati sesaat. Orang yang kita sayangi, begitu kita sayangi, raib. Khayalan sesaat yang terjadi sewaktu bercelana merah tak selutut terulang lagi. Suara tangis khayalan menjadi nyata. Sungguhan.

Lewati malam dengan niat bangun di pagi yang cerah menjadi lorong kegelisahan. Saat anak muda yang belum bisa mengerti hidup mendapatkan pesan singkat bertangiskan mimpi. Iya, anak muda itu menangis. Dalam mimpi penuh kegelisahan. Gelisahnya anak muda labil yang masih menginginkan pengawal dunianya terus bersamanya, karena hilang. Khayalan itu berotasi dalam khayalannya. Tak sekali. Berkali-kali.

Anak yang masih bermimpi, terus maju ke depan lewati waktu, bolong mimpinya. Kehidupan yang seakan biasa saja ini berubah mencekam seperti akhir dari segalanya. Tanpa warna, tanpa kehidupan. Dia yang seorang diri bergejolak dalam khayalan kelamnya itu takjub. Tak berucap sebibir kata. Diam.
Dia menanggung seorang diri kesedihan yang tercipta di imajinasi sesaatnya. Tak menyangka bahwa ini adalah suatu pesan untuknya. Pesan yang disematkan lewat mimpi seorang anak kecil. Pesan yang mungkin akan dia ingat. Pesan yang akan membawanya pada kesedihan.

Suara tajam yang menyayat telinga siapa pun yang mendengarnya tiba-tiba datang sekali lagi. Bukan De Javu, apalagi Lucid Dream. Warna putih tua menyelimuti seluruh lapisan sekitarnya. Serasa hampa, tak bernyawa. Sang Malaikat dunia yang mengajarkan cara berjalan, berjalan jauh. Menjauhi anak yang telah ia ajarkan segalanya. Malam yang sangat pedih, penuh kobaran kehampaan. Sedih. Sangat dalam. Ketika halusinasi air yang berkucuran ini menjadi nyata dalam realita, apakah ini peringatan? pesan? atau apa?
Dia masih terlalu muda. Belum bisa mengerti. Belum.

Selimut yang melindungi dagingnya dari dinginnya angin malam menjadi saksi bahwa telah terjadi perpecahan mendalam di hati anak muda itu. Dingin yang menjadi-jadi. Karena air yang terhembus angin melekat erat di selimut itu, seorang anak kecil yang biasanya ceria, mendadak diam, seakan tak bernyawa. Dalam khayalannya yang pedih itu ia menangis. Deras sekali. Bak Niagara yang memecahkan udara, ia menjerit.
Malaikat yang disebut tiga kali, tertidur lelap tak berkedip. Tak bernyawa. Kosong.
Bocah ceria itu menangis tak hentinya. Selimut yang menemaninya pun ikut berduka. Anak kecil itu merasakan kepedihan yang nyata layaknya pertempuran perasaan yang terjadi ketika sesuatu yang kita sayangi diam. Bukan diam biasa, tetapi diam menanti esok. Iya benar, esok yang kekal.
Terus menangis seakan-akan khayalan ini bukan khayalan. Seperti kehidupan nyata, sungguhan. Diselimutilah malaikat itu dengan tanah yang sangat lembut. Menangis tiada henti anak itu hingga ia benar-benar menjerit. IBU, IBU! IBU!!!

Terhempaslah anak muda itu ke dunia. Kembali ke alamnya. Iya heran, mengapa malaikatnya tidak ada di hadapannya. Dimana? Mana semua yang tadi terjadi? Kemana itu semua?
Lelaki kecil itu meneteskan air mata yang jatuh membasahi pipinya. Ia seakan baru saja melewati hal yang sungguh kelam. Pedih, dan mencekam sekali tidurnya. Ia terharu melihat ibunya telah pergi meninggalkan sang pemimpi. Ia sedih. Ia menangis. Ia beremosi tinggi. Cerita panjang yang ia lalui semalam membuatnya takut setengah mati. Gemetar.. Takut... Berlarilah anak itu ke tempat ibunya tidur. Masih ada. Bernapas dan tersenyum. Ia lega ternyata itu hanyalah mimpi. Mimpi yang membuat khayalannya seakan nyata. Ia bersyukur akan kejadian itu, karena ia dapat melihat kejadian yang akan datang nantinya. Kematian.

Ibu, adalah seseorang yang sangat ia sayangi dan tak akan pernah ia sakiti. Bocah itu berdoa agar kelak ia dapat melewati proses hidup dengan tenang, puas dan senyuman. Proses di mana kejadian yang telah terjadi dalam tidurnya itu menjadi nyata nantinya. Khayalan tingkat tinggi yang dapat membuat seseorang menangis nyata ini adalah pesan, dari sang pencipta. Video nyata dari Tuhan. Allah yang Maha Esa.
Makna tersirat dari mimpi, untuk bersyukur dan tak menyia-nyiakan segalanya.

Setelah ia pulih, ia meneteskan tanda kesedihannya sekali lagi. Dengan senyuman.



Pertanda,


Sang pemimpi